CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 06 Mei 2012

Daun Jati Belanda


DAUN JATI BELANDA 
( GUAZUMA ULMIFOLIA )

Daun adalah bagian tanaman yang sering dimanfaatkan.  Salah satu di antaranya adalah Jati Belanda. Khasiat herba ini telah teruji, seperti kemampuannya menekan risiko diare, mengatasi masalah berat badan, hingga mengontrol laju kolesterol.
Adalah Guazuma ulmifolia Lamk atau yang dikenal di Indonesia dengan nama jati belanda, merupakan tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis seperti negara kita ini.
Tanaman dari kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam famili Sterculiaceae, dan diduga berasal dari negara Amerika yang beriklim tropis. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuh liar begitu saja.
Jati belanda atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama bastard cadar dalam bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna coklat kehijauan.
Daunnya berbentuk bulat telur berwarna hijau dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6 cm.
Bunganya, berwarna kuning, berbau wangi serta memiliki titik merah di bagian tengah, berbentuk mayang dan muncul di ketiak daun. Buah dari tanaman ini berbentuk bulat, keras, memiliki lima ruang, permukaan tidak rata berwarna hijau ketika muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.
Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen ketika pohon sudah berumur 2-3 tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang lebih 5-6 tahun.

Khasiat daun
Saat ini, jati belanda masih jarang dibudidayakan secara intensif. Selain itu, bibit tanaman juga masih jarang ditemukan dalam jumlah besar. Jika ada, harganya pun relatif mahal, yaitu sekira Rp 8.000,00 per bibit dengan ukuran tinggi pohon 0,5 meter.
Hal ini bisa dimaklum karena pengadaan bibit jati belanda tak semudah pengadaan bibit tanaman lain. Namun, jika dilihat dari khasiat dan kegunaan dari tanaman ini, harga tersebut menjadi tak berarti.
Daun, buah, biji, dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman yang bisa dipergunakan sebagai obat. Secara umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago.
Kandungan lainnya yaitu resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa – senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak.
Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya, daun jati belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol dan rematik gout.
Tak hanya sampai di situ, dewasa ini daun jati Belanda juga dapat digunakan sebagai obat elephantiasis atau penyakit kaki gajah.
Gejala khas yang timbul dari penyakit ini adalah adanya pembengkakan yang sangat besar pada jaringan – jaringan pengikat dan pembuluh getah bening yang. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas sejenis cacing yang menyumbat aliran getah bening.
Cara meramu
Sebagian sumber berpendapat, bagian tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit kaki gajah adalah bagian kulit kayu sebelah dalam. Namun, ada sumber lain yang menyebutkan bahwa daunnya pun apalagi jika dicampur dengan ramuan lain maka dapat pula dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Untuk mengobati kaki gajah, daun yang akan digunakan sebagai ramuan dipilih daun yang segar dan berwarna hijau tua. Daun diambil secukupnya, dikeringkan dengan cara diangin – anginkan, tetapi harus dihindarkan dari cahaya matahari langsung karena dapat mengubah warna daun menjadi cokelat kehitaman. Pengeringan yang tidak benar akan mengurangi khasiat zat aktif yang dikandungnya.
Selanjutnya, daun yang sudah kering digiling sampai menjadi serbuk. Serbuk diambil kira – kira sebanyak 20 gram serbuk, kemudian seduh dengan air panas, disaring, dan air saringannya diminum sehari 2 kali.
Selain itu, untuk menambah efek farmakologi dari ramuan ini, bisa juga dengan cara menambahkan rimpang bangle atau panglai (bahasa Sunda).
Caranya, ambil tujuh lembar daun jati belanda dan sebesar jari rimpang bangle. Bahan – bahan dicuci hingga bersih kemudian direbus dengan satu setengah gelas air hingga tersisa kira – kira satu gelas lagi. Setelah dingin disaring, dan dibagi menjadi 2 untuk diminum pagi dan sore hari.
Harus diakui, bahwa cara kerja dan efek farmakologi dari daun jati belanda sebagai obat kaki gajah belum diteliti secara nyata. Namun, tidak ada salahnya apabila kita mencoba menggunakan tanaman ini sebagai salah satu pengobatan alternatif dalam mengatasi penyakit kaki gajah
Sejak zaman dulu masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di Pulau Jawa, telah mengenal dan memakai air rebusan daun jati belanda sebagai bahan baku jamu pelangsing tubuh, biasa disebut galian singset (bahasa Jawa).
Pengalaman sekaligus bukti empiris inilah yang “ditangkap” perusahaan jamu, sehingga saat ini hampir semua jamu pelangsing selalu mengambil khasiat daun jati belanda.
Banyak penelitian membuktikan bahwa daun jati bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Belakangan daun jati belanda dipercaya memiliki manfaat lebih dari itu, yakni berpotensi untuk dikembangkan sebagai herba pengontrol kolesterol.

Ternyata pemberian ekstrak daun jati belanda (dalam tiga bentuk ekstrak air, ekstrak etanol, dan fraksi aktif steroid) berpengaruh terhadap kadar lipid darah (TPC, trigliserida, LDL, dan HDL). Kadar TPC, LDL, dan trigliserida pada perlakuan kontrol (tanpa pemberian daun jati) terlihat sangat tinggi (berbeda nyata) dibandingkan dengan kadar TPC, LDL, dan trigliserida yang diberi perlakuan daun jati.
Fakta ini menunjukkan adanya penurunan kadar TPC, LDL, dan trigliserida akibat pemberian daun jati belanda. Persentase penurunan kadar TPC tertinggi terjadi dalam pemberian daun jati belanda pada perlakuan ekstrak etanol (62 persen), diikuti perlakuan ekstrak air (55 persen), dan fraksi aktif steroid (36 persen).
Naikkan HDL Pemberian ekstrak daun jati belanda juga berdampak pada peningkatan HDL. HDL dapat menurunkan kadar kolesterol dalam sel dengan cara mengambil kelebihan kolesterol dari jaringan untuk kemudian diproses di hati lalu dibuang bersama cairan empedu.
Gan (1987) menyebutkan, HDL memiliki efek protektif terhadap pembuluh darah jantung. Lebih lanjut, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun jati belanda terbukti mampu menurunkan kadar lipid darah. Ini berarti daun jati belanda bisa dijadikan obat alternatif antihiperlipidemia.
Fakta ini beberapa tahun terakhir ditanggapi oleh para pengusaha jamu dengan mengembangkan produk berbahan baku daun jati belanda. Tak heran, banyak tersedia produk olahan fitofarmaka berbahan dasar herba ini, seperti dalam bentuk serbuk dalam kapsul maupun seduhan, layaknya teh.
Selain daunnya, bagian lain dari pohon jati belanda yang berkhasiat obat adalah kulit, buah, dan bijinya. Bagian dalam kulitnya biasa dipakai sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit cacing, bengkak kaki atau kaki gajah.
Buahnya digunakan sebagai obat batuk rejan. Rebusan bijinya yang sudah dibakar seperti kopi dapat diminum sebagai obat sembelit. Namun, tetap perlu kehati-hatian dalam menggunakan daun dan biji jati belanda sebagai obat.
Pasalnya, bila terlalu berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan usus. Karena itu, selain bagian daunnya, pemanfaatan bagian lain jati belanda saat ini relatif jarang dan memang belum ada uji toksiknya.
Berikut beberapa contoh ramuan:
1. Peluruh kolesterol
Ambil beberapa lembar daun jati belanda kering. Seduh dengan air panas secukupnya, seperti membuat teh. Saring sebelum diminum. Agar tidak hambar, tambahkan satu sendok madu atau gula batu.
2. Pereda Diare
Daun jati belanda kering digiling untuk dijadikan serbuk. Ambil 20 gr serbuk ini dan seduh dengan air panas. Kemudian saring dan minum dua kali sehari. Jika suka, bisa dicampur kencur dan madu secukupnya.
Catatan: Orang yang bermasalah dengan ginjal sebaiknya menghindari ramuan ini.
3. Pelangsing
Ambil tujuh lembar daun jati belanda segar lalu cuci bersih. Tambahkan sepotong rimpang bangle, temulawak, atau kunir putih. Rebus dengan satu setengah gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum. Saat meramunya harus bersamaan dengan temulawak atau kunir putih guna mengurangi efek iritasi lambung. Selama mengonsumsi ramuan ini, tetaplah minum banyak air putih.
 THE DUTCH IDENTITY GREEN

( GUAZUMA ULMIFOLIA )
The leaves are part of the plant that is often utilized. One of them is Dutch Jati. Efficacy of this herb has been tested, such as the ability to reduce the risk of diarrhea, weight problems, to control the rate of cholesterol.

From ancient times the people of Indonesia, especially those living on the island of Java, had been familiar with and use the cooking water leaves Dutch identity as a raw material for herbal slimming the body, commonly known as extractive singset (Javanese). Experience as well as empirical evidence of this is "arrested"
herbal medicine company, so that now almost all herbal slimming always take a leaf properties of Dutch identity.

Many studies have shown that leaf identity is useful for weight loss. Later leaves Dutch identity is believed to have more benefits than that, the potential for development as controller of cholesterol herbs.


Declining real Yosie Andrews H.S. Laboratory of Biochemistry at the
Bogor Agricultural Institute has done research to determine the influence of Dutch identity leaves (in the form of water extract, ethanol extract, and 
active fraction of steroid) on blood lipid levels(TPC, triglycerides, LDL, and HDL / high density lipoprotein).

Research using rabbits as experimental animals in the fourtreatment groups.Each group consisted of five male.
It turned out that the extract of leaves of Dutch identity (in the three forms of water extract, ethanol extract, and active fraction of steroid) effect on blood lipid levels (TPC, triglycerides, LDL, and HDL). Levels of TPC, LDL, and triglycerides in the control treatment (without giving teak leaves) looks very high (significantly different) compared with the levels of TPC, LDL, and triglycerides were treated with teak leaves.

This fact indicates a decrease in levels of TPC, LDL, and triglycerides from the leaves of Dutch identity. Percentage decrease in the highest levels of 

TPC in granting leaves of Dutch identity in the treatment of ethanol extract 
(62 percent), followed by water extract treatment (55 percent), and the 
active fraction of steroids (36 percent).

Raise HDL Giving Dutch teak leaf extract also resulted in increasing HDL. HDL can lower cholesterol levels in the cell by taking excess cholesterol from tissues to then be processed in the liver and then disposed of with bile.

Gan (1987) mentions, HDL has a protective effect against heart blood vessels. Furthermore, from this study can be concluded that the leaves of Dutch identity proven to reduce blood lipid levels. This means that the leaves can be used as Dutch identity antihiperlipidemia alternative medicine.

This fact in recent years taken by entrepreneurs to develop 
medicinal products made from raw leaves of Dutch identity. Not surprisingly, many available products processed fitofarmaka this herb-based, such as in powder form in capsules or steeping, like tea.

Explained Setyoko, in principle, this herb is very safe, of course, if treated with pure and clean, without any mixture of chemicals. "To be sure, there's no harm in trying to sort through and mixes it himself, in order to ensure free from a mixture of chemicals," he added.

In addition to leaves, other parts of the tree have medicinal Dutch identity which is leather, fruit, and seeds. The inside skin is usually used as a medicine to cure worm disease, swollen legs or feet of an elephant.

The fruit is used as remedies for whooping cough. Decoction of the seeds that have been burned like a coffee can be drunk as a cure constipation.However, it remains necessary prudence in the use of leaves and seeds of Dutch identity as a drug. The reason is, if too much can cause intestinal damage. Therefore, besides the leaves, the utilization of other parts of Dutch identity is relatively rare and I have found no toxic test.


If you are interested menaman Dutch identity, is actually relatively easy. These plants do not need much water and do not require special care.

Simply Poured Boiling Water Into Concocting leaves Dutch identity is relatively easy. Dried leaves brewed with hot water enough, like making tea. Often these leaves are also made extracts or powders.

Here are some examples of ingredients:

1. Peluruh cholesterol

Take some dried leaves of Dutch identity. Brewed with hot water to taste, such as making tea. Strain before drinking. In order not bland, add one tablespoon of honey or sugar cubes.

2. Pereda Diarrhea

Dutch identity leaves dry milled to become powder. Take 20 grams of 

this powder and brewed with hot water. Then strain and drink twice daily. If you prefer, can be mixed kencur and honey to taste.



Note: People with kidney problems should avoid this herb.

3. Slimming

Take seven pieces of fresh leaves of Dutch identity and wash clean. Add a
piece of rhizome bangle, ginger, turmeric or white. Boil with one half cup water until the remaining one cup. Once cool, strain and drink. When mixes it should be the same with ginger or turmeric and white in order to reduce the effects of gastric irritation. During taking this herb, keep drinking lots of water.


0 komentar:

Posting Komentar